– Tunggal putri Indonesia, Ni Kadek Dhinda Amartya Pratiwi, harus gigit jari setelah batal lolos ke perempat final Ruichang China Masters 2025.
Ni Kadek Dhinda Amartya Pratiwi gagal memaksimalkan keunggulannya saat menantang wakil tuan rumah, Han Qian Xi, di Ruichang Sports Park Gym, Ruichang, China, Kamis (13/3/2025).
Mampu menguasai jalannya laga, pemain berusia 19 tahun tersebut justru kalah secara dramatis dengan skor 21-16, 12-21, 18-21.
Han Qian Xi bukan sosok yang asing bagi skuad Pelatnas. Pemain berperingkat 79 dunia itu merupakan lawan Putri Kusuma Wardani di final Korea Masters 2024.
Saat itu, Han harus mengakui keunggulan Putri dengan skor kembar 21-14, 21-14.
Han Qian Xi pun memulai pertandingan dengan lebih baik. Akan tetapi, Dhinda, rank 145 dunia, segera unjuk gigi dengan membalikkan skor dari 2-5 menjadi 9-6.
Sayangnya, situasi berubah pada gim kedua.
Dibuka dengan keunggulan 5-2 bagi pemain asal klub PB Jaya Raya, Han mengubah arah pertandingan berkat delapan poin beruntun yang mengubah skor menjadi 13-6.
Pertandingan pun harus dilanjutkan ke gim ketiga.

Dhinda mampu menciptakan peluangnya dengan margin enam angka di kedudukan 10-4. Sempat ditekan, interval ditandainya dengan skor 11-7.
Juara Indonesia Masters Super 100 berusaha mengatur reli dengan bola-bola silang. Han dipaksa berlari ke kanan dan ke kiri untuk mengejar tembakannya.
Namun, bola-bola yang diarahkan ke dekat garis samping itu pula yang beberapa kali menjadi petaka Dhinda. Skor pun disamakan Han di 12-12.
Netting silang Han membalikkan keadaan 12-13. Delapan poin beruntun seperti yang terjadi pada gim kedua.
Tertinggal, Dhinda makin bernafsu sehingga makin banyak erornya. Percobaannya akhirnya sukses dengan smes lurus ke sisi forehand lawan yang kinan untuk skor 13-15.
Apes, kesalahan sendiri masih menjadi masalah Dhinda hingga tertinggal lebih jauh di 14-18. Padahal, dia lebih dominan dalam mengatur jalannya reli.
Secercah asa didapat Dhinda saat mampu memangkas margin menjadi satu angka di 18-19. Apes, bola Han yang dikira out tetapi masuk menciptakan match point.
Netting yang gagal dari Dhinda memastikan kemenangan Han.
Indonesia masih punya dua amunisi di tunggal putri melalui Ester Nurumi Tri Wardoyo dan Mutiara Ayu Puspitasari yang akan saling berhadapan,
Hasil Prematur Jawara Ganda Jepang
Kekalahan cepat dialami ganda campuran Jepang, Yuta Watanabe/Maya Taguchi, yang baru saja mengalami final beruntun di Sri Lanka.
Tampil sebagai unggulan ketiga, juara Sri Lanka International Series dikalahkan pasangan peringkat 210 dunia, Li Hong Yi/Bao Li Jing, dengan skor 18-21, 15-21.
Penampilan Watanabe sendiri menjadi anomali di Ruichang China Masters yang bertaraf BWF Tour Super 100.
Pasalnya, pemain berusia 27 tahun punya rekam jejak impresif sebagai juara All England Open lima kali dan pemenang dua medali perunggu Olimpiade.
Saat bermain rangkap di ganda putra, Watanabe dan partnernya, Hiroyuki Endo, menjadi pawang Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, di era keemasannya.
Watanabe/Endo menjadi momok Minions dengan memberi kekalahan di 6 pertemuan terakhir, termasuk di final Kejuaraan Asia 2019 dan final All England Open 2020.
Namun, Watanabe harus memulai dari nol karena berpisah dengan partner-partnernya, dengan Endo pada 2021 lalu Arisa Igarashi setelah Japan Open 2024.

Taguchi sendiri merupakan pemain muda. Di level senior, Juara Dunia Junior 2023 itu hanya bermain di ganda putri sebelum tampil bareng Watanabe.
Di sisi lain, Li/Bao punya rank rendah karena baru dipasangkan pada tahun ini.
Li merupakan Juara Asia U-17 pada 2023 sedangkan Bao punya koleksi dua trofi di level Super 100 dari Baoji China Masters 2024 dan Guwahati Masters 2024.
Semuanya dari nomor ganda campuran.